3.2.a.9 Koneksi Antar Materi-Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Salam Guru Penggerak Pada kesempatan ini mari kita melihat kebelakang perjalanan pendidikan Guru Penggerak yang diawali dari modul 1,1 terkait “Menuju Manusia Merdeka” melalui konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara menuju manusia Indonesia merdeka melalui konsep Kodrat Alam dan Kodrat Zaman, Asas
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang berpusat pada siswa dengan tujuan memperbaiki lakunya dengan paham KHD yaitu TriKon (Kontinuitas, Konvergensi, dan Konsentris), konsep 'Budi Pekerti', dan Patrap Triloka yang merupakan modal utama sebagai pemimpin pelajaran.
Nilai nilai yang tertanam dari Pemimpin pembelajaran Mandiri Reflektif Kolaboratif Inovatif Berpihak pada murid
Untuk membuat keputusan berbasis etika diperlukan kesamaan visi dan misi yang berdasarkan Inquiry Apresiasi yang berbasis kekuatan, dimana IA merupakan sebuah manajemen perubahan yang berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dalam dunia pendidikan, dimana dengan paradigma ini merubah cara pandang kita bahwa semua orang memiliki kekuatan mencapai visi bersama yang diimpikan.
Seorang pemimpin memegang peranan yang penting dalam mewujudkan tujuan merdeka belajar, yaitu mengambil suatu keputusan yang efektif. Keputusan-keputusan ini, secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga yang dipimpin, yang tentunya berdampak kepada mutu pendidikan yang didapatkan murid-murid baik itu berupa refleksi pribadi ataupun mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat suatu keputusan yang kreatif. Kemampuan Coaching merupakan salah satu keterampilan yang membantu pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan dengan melalui 3 tahap yaitu define, analyze dan device dengan menggunakan model TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung jawab.
Seorang pemimpin adalah mengemban salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu keputusan yang efektif. Keputusan-keputusan ini, secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga yang dipimpin, yang tentunya berdampak kepada mutu pendidikan yang didapatkan murid-murid. Bagaimana cara pemimpin yang baik dalam mengambil sebuah keputusan, baik itu berupa refleksi pribadi ataupun mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat suatu keputusan yang kreatif.Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan yang menjadi dasar pemimpin dalam mengambil sebuah keputusan yang bijak seperti di bawah ini: Empat (4) paradigma antara lain : Individu lawan masyarakat (individual vs community) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Ketiga prinsip tersebut adalah: Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) 9 langkah pengambilan keputusan : Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. Pengujian benar atau salah Uji Legal Uji Regulasi/Standar Profesional Uji Intuisi Uji Halaman Depan Koran Uji Panutan/Idola Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Melakukan Prinsip Resolusi Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Investigasi Opsi Trilema Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ Seorang pemimpin pembelajaran yang mampu mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran tentu sudah barang tentu harus mengetahui bagaimana ekosistem yang ada di sekolah mereka. Sekolah sebagai ekosistem merupakan sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik dan abiotik dengan pendekatan berbasis aset / kekuatan yang dimiliki sekolah sebagai modal utama dalam mengembangkan program yang akan dikembangkan. Titik awal perubahan yang menggunakan pendekatan berbasis aset ini hendaknya dapat digerakkan dalam sebuah komunitas, seperti : Merubah komunitas dalam pola pikir dan sikap yang positif. Menciptakan perubahan yang positif mulai dari perbincangan sederhana. Menggunakan pertanyaan pertanyaan pemantik dengan menggunakan prinsip Inquiry Apresiasi IA. Seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan maka perubahan tersebut pasti akan terjadi. Semua warga sekolah bertanggung jawab atas apa yang sudah dimulai. Membangun dan membina hubungan dua arah antar warga sekolah. Sekolah dibangun dengan melihat kekuatan yang dimiliki sebagai modal pembangunan sumber daya yang sudah ada. Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman aset yang dimiliki. Suasana yang menyenangkan menjadi prioritas dalam membangun sekolah. Faktor utama perubahan yang berkelanjutan adalah pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan secara terus menerus. Adapun 7 aset utama yang disebut sebagai modal utama dalam satu komunitas, yaitu; Modal Manusia. Modal sosial Modal fisik Bangunan Infrastruktur / sarana prasarana Modal Lingkungan / Alam Modal Finansial Modal Politik Modal Agama dan Budaya Terimakasih, semoga bermanfaat Salam, Merdeka Belajar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Materi Modul 2.2-Pembelajaran Sosial Emosional- Guru Penggerak

Ringkasan Modul 2.1-Pembelajaran Berdiferensiasi-Guru Penggerak